Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Gedung Putih Total Lawan Huawei, Dunia Bisnis AS Meradang

image-gnews
Ilustrasi Jaringan Huawei. Huawei.com
Ilustrasi Jaringan Huawei. Huawei.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -Amerika Serikat segera memperluas larangan dan pembatasan penggunaan produk Huawei kepada perusahaan-perusahaan yang berbisnis dengan negara itu.

Perusahaan yang menerima hibah dan pinjaman dari AS  termasuk yang akan dilarang atau dibatasi untuk menggunakan peralatan buatan Huawei tanpa kompromi.

Baca juga: Perang Dagang Memanas, Bank Sentral Cina Mulai Timbun Emas

Undang-undang Otorisasi Pertahanan Nasional menyebutkan larangan penggunaan uang federal untuk membeli produk-produk dari Huawei dengan alasan keamanan nasional.

Aturan ini termasuk melarang pembelian peralatan Huawei secara langsung oleh pemerintah federal yang akan diberlakukan mulai tahun ini.

Namun, Gedung Putih, sebagaimana dikutip dari Channel News Asia, 10 Juni 2019, meminta tambahan waktu dua tahun untuk menyusun aturan sebagai bagian dari undang-undang ini yang mengharuskan pemasok dan kontraktor pihak ketiga membatasi pembelian dan penggunaan peralatan Huawei.

"Ini untuk memastikan bahwa perusahaan yang berbisnis dengan pemerintah AS atau menerima hibah maupun pinjaman federal punya waktu untuk membebaskan diri dari berbisnis dengan Huawei dan perusahaan teknologi Cina lainnya yang terdaftar dalam undang-undang ini," kata Jacob Wood, juru bicara Kantor Manajemen dan Anggaran Gedung Putih dalam pernyataannya.

Presiden Cina Xi Jinping dan presiden Rusia Vladimir Putin menyaksikan jabatan tangan Eksekutif Huawei Guo Ping dan CEO MTS, operator telepon seluler Rusia, Alexei Kornya.

Baca juga: Dimusuhi AS, Huawei Bangun Jaringan 5G di Rusia

Pejabat pelaksana Direktur Manajemen dan Anggaran Gedung Putih, Russ Vought meminta pemimpin Kongres dan Wakil presiden Mike Pence untuk menunda pelaksanaan dari undang-undang itu.

Vought meminta pemberlakuan untuk membatasi pembelian peralatan Huawei oleh para kontraktor pemerintah AS ditunda menjadi empat tahun, bukan dua tahun.

Vought beralasan pihaknya perlu memastikan implementasi yang efektif dari larangan itu tanpa mengorbankan tujuan keamanan. Selain itu, akan terjadi pengurangan dramatis dalam jumlah kontraktor yang dapat menjual produknya ke pemerintah AS tanpa melakukan penundaan.

Pada Mei lalu, Presiden Donald Trump telah menandatangani perintah eksekutif untuk melarang perusahaan-perusahaan AS menggunakan peralatan telekomunikasi yang dibuat perusahaan-perusahaan yang dianggap berisiko bagi keamanan nasional.

Dunia usaha AS justru mengkhawatirkan peraturan ketat yang melarang penjualan produk teknologi Huawei secara signifikan akan mencederai laba mereka hingga membahayakan kemampuan mereka untuk mengembangkan inovasi teknologi baru, termasuk yang dibutuhkan oleh militer AS, seperti dikutip dari South China Morning Post, 10 Juni 2019.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dunia usaha AS yang bergerak di bidang teknologi mengutarakan kekhawatiran itu kepada Kementerian Perdagangan. Belum ada respons terbuka dari Kementerian Perdagangan atas keluhan dan kekhawatiran dunia usaha AS. 

Kementerian Perdagangan memasukkan Huawei dalam daftar entitas yang dilarang pada Mei lalu karena mencederai sanksi AS terhadap AS, melakukan aktivitas mata-mata di AS, dan mencuri teknologi AS.

Baca juga: Operator Jepang dan Taiwan Mulai Tak Jual Smartphone Huawei

Aturan ini ditangguhkan selama 90 hari dari tanggal efektifnya untuk melunakkan dampaknya terhadap perusahaan-perusahaan AS.

Aturan yang efektif berlaku pada Agustus mendatang, membuat perusahaan-perusahaan AS diwajibkan mengajukan klaim untuk lisensi demi dapat berbisnis dengan Huawei.

Perusahaan-perusahaan AS yang ingin tetap menjual produk Huawei, maka perusahaan itu harus mendapatkan lisensi.

Aturan ini mulai memunculkan debat oleh para pengusaha yang mempertanyakan mengapa mereka harus mendapatkan lisensi.

Tak hanya lisensi, menurut sumber yang mengetahui masalah ini, perusahaan AS yang berbisnis dengan Huawei khususnya pembuat chip, harus menyertakan secara detil proyeksi finansial, dan data lain dalam formulir aplikasi yang menunjukkan potensi pelanggaran yang signifikan.

Perusahaan-perusahaan AS pembuat chip telah menyatakan keberatan karena aturan ini telah membuat mereka kehilangan penghasilan dari Huawei dan akan memangkas riset dan pengembangan yang sedang dilakukan.

Alhasil, dampaknya akan mencederai teknologi militer AS karena militer membutuhkan chip dengan kemampuan yang lebih cepat. Selain itu, dengan infrastruktur yang kritis karena larangan tersebut membuat rentan terjadi serangan terhadap lembaga militer itu.

Namun, informasi yang beredar menyebutkan AS sebenarnya mengarahkan semua permusuhan dengan Huawei ke pemerintah Cina. Dan, sepertinya Huawei pun dianggap memahami bahwa pemerintah Cina yang mampu menyelesaikan permusuhan yang kian mendalam ini. 

Huawei merupakan raksasa pembuat telepon seluler terbesar kedua di dunia setelah Samsung. Perusahaan Cina ini juga terdepan sebagai pembuat peralatan penting telekomunikasi dan jaringan teknologi 5G. Menurut Asosiasi Industri Semikondutor, Huawei merupakan pembeli ketiga terbesar produk chip komputer AS.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

7 jam lalu

Bendera Korea Utara berkibar di samping kawat berduri di kedutaan besar Korea Utara di Kuala Lumpur, Malaysia, 9 Maret 2017. [REUTERS / Edgar Su]
Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.


Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

17 jam lalu

Ilustrasi gelombang panas ekstrem.[Khaleej Times/REUTERS]
Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.


Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

1 hari lalu

Taman Merlion, Singapura. REUTERS/Edgar Su/File Photo
Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.


Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

1 hari lalu

Booth BYD di PEVS 2024. (Foto: Gooto/Dimas Prassetyo)
Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.


Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

1 hari lalu

Jalan tol runtuh pada Rabu dini hari di Guangdong, Cina. Wang Ruiping/Xinhua
Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang


Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

1 hari lalu

Chen Qing Chen. Doc. BWF.
Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.


Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

2 hari lalu

Sebuah kapal berbendera Filipina (tengah) dihadang oleh kapal Penjaga Pantai Cina (kanan)dalam insiden yang mengakibatkan tabrakan antara kedua kapal, di perairan sengketa Laut Cina Selatan dalam tangkapan layar yang diperoleh dari video selebaran yang dirilis pada 22 Oktober 2023. Penjaga Pantai Cina/Handout melalui REUTERS
Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air


Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

2 hari lalu

Bendera AS dan logo TikTok terlihat melalui pecahan kaca dalam ilustrasi yang diambil pada 20 Maret 2024. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration/File Photo
Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.


EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

2 hari lalu

Pesawat Terbang otonom eVTOL EHang 216-S. livescience.com
EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

EHang raih sertifikat produksi untuk bakal taksi terbang EH216-S. Yang pertama di industri eVTOL dunia.


Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

3 hari lalu

Para pasangan pengantin berpose bersama dalam sesi foto prawedding di Nanjing, Provinsi Jiangsu, Cina timur, 19 Mei 2020. Di antara pasangan itu terdapat beberapa pekerja medis yang menunda pernikahan mereka. (Xinhua/Ji Chunpeng)
Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

Banyak WNI yang diiming-imingi menjadi pengantin di Cina dengan mas kawin puluhan juta. Tak semuanya beruntung.